Tata letak baru, pengalaman baru: Pemilik restoran bersiap untuk pembukaan kembali – Bisnis
Pemilik restoran menemukan cara baru untuk melayani pelanggan sembari mempersiapkan protokol baru untuk memastikan keamanan ketika restoran dibuka kembali untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 memaksa bisnis tutup, sehingga meningkatkan pendapatan.
Union Group, yang mengawasi restoran gourmet Benedict dan toko roti serta bar Union, berencana untuk memperkenalkan protokol keselamatan baru yang akan segera diterapkan ketika restoran tersebut dibuka kembali untuk pelanggan yang makan di tempat.
“Kami mencoba menemukan sistem di mana orang yang datang untuk makan di tempat harus melakukan check-in dengan kode QR,” kata pendiri Union Group Jennifer Karjadi dalam webinar pada tanggal 4 Juni. Restoran-restoran tersebut memerlukan kerja sama pelanggan untuk mempermudah melakukan pelacakan bila dianggap perlu demi keselamatan publik, tambahnya.
Protokol keselamatan Union Group setelah pembukaan kembali akan dimulai dengan tindakan sanitasi, pemeriksaan suhu tubuh bagi staf pekerja dan pelanggan, serta pengurangan kapasitas tempat duduk. Ini juga akan mengintegrasikan protokol nirsentuh di seluruh pengalaman bersantap, mulai dari menu nirsentuh di mana pelanggan memesan dari ponsel mereka hingga pembayaran tanpa uang tunai.
“Saat ini, kami sedang mempersiapkannya dengan matang. Sejujurnya kami masih belum siap karena kami merasa masih banyak protokol baru yang perlu kami persiapkan dan laksanakan,” kata Jennifer.
Baca juga: ‘Saya rasa kita tidak bisa menunggu’: Kelompok usaha siap menghadapi ‘normal baru’ meskipun ada risiko
Jakarta sedang dalam proses pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), dengan restoran diizinkan beroperasi dengan kapasitas di bawah 50 persen dengan protokol kesehatan tertentu, sebagaimana dinyatakan dalam keputusan menteri kesehatan yang baru.
Astrid Suryatenggara, chief marketing officer MDA Restaurant Group, sebuah perusahaan yang mengelola sejumlah merek asing, termasuk AB Steak dan Animale, mengatakan grup tersebut sedang “mempersiapkan tata letak baru untuk memasuki kondisi normal baru”.
“Dengan menjadi restoran gaya hidup, kami harus mengubah model bisnis kami. Kami berusaha beradaptasi,” kata Astrid.
Layanan pesan-antar, bawa pulang, dan pulang dari AB Steak akan terus ditawarkan bahkan ketika toko mereka kembali membuka layanan makan di tempat. Namun untuk tetap setia pada pengalaman bersantap di restoran steak, AB Steak kini menawarkan layanan makan pribadi di mana tim AB Steak menyajikan steak khasnya di rumah pelanggan.
Baca juga: Kekhawatiran meningkat atas pembukaan kembali perkantoran dan mal saat Indonesia memasuki ‘normal baru’
Restoran dan bar Animale telah meluncurkan menu bawa pulang khusus dan layanan siap masak, Animale To Go, untuk beradaptasi dengan perubahan preferensi konsumen terhadap makanan buatan sendiri.
“Selama ini kami bertahan dengan memangkas biaya kiri dan kanan serta mencari sumber pendapatan lain sehingga kami dapat mempertahankan karyawan kami,” kata Astrid.
MDA Restaurant dan Union Group membuka toko online mereka di Tokopedia untuk beradaptasi dengan tren pengiriman yang meningkat.
Jennifer dari Union Group mengatakan perusahaannya masih berusaha menyesuaikan diri dengan layanan berbasis pengantaran karena Union lebih terbiasa melayani pelanggan yang makan di tempat, namun peralihan ini diperlukan untuk mencegah PHK terhadap 1.200 karyawannya.
“Kami berusaha mempertahankannya dengan melakukan langkah-langkah tersebut,” katanya. “Sejak PSBB, kami telah melakukan banyak pendekatan baru yang belum pernah kami coba.”
Baca juga: Jakarta mulai pelonggaran pembatasan saat tempat ibadah dibuka kembali
Selain diskon 20 persen untuk jenis makanan dan pengiriman gratis untuk pesanan minimal Rp 350.000 (US$24,70), bar Union Group, Cork&Screw, Roma dan Union, juga menawarkan koktail khas mereka dalam botol, serta kemasan vakum. koktail yang dapat dibuat sendiri oleh pelanggan setelah melahirkan.
Jeo Sasanto, Direktur Operasi dan Pemasaran PT Sarimelati Kencana, yang mengoperasikan merek Pizza Hut, mengatakan situasi saat ini telah memaksa perusahaan untuk berinovasi untuk bertahan hidup, dengan mengatakan bahwa “ide-ide baru yang tidak terpikirkan telah muncul”.
Restoran tersebut sekarang memiliki titik penjemputan di mana pelanggan dapat mengambil pesanan mereka setelah memesan dari aplikasinya.
“Kami cukup beruntung karena kami sudah melakukan pengiriman cukup lama. Dengan kondisi saat ini, yang kami lakukan adalah penguatan [our service],” kata Joe dalam webinar yang sama.
Pizza Hut, sebuah restoran pizza dengan lebih dari 500 gerai di Indonesia, telah memiliki merek pesan antar sendiri, Pizza Hut Delivery atau lebih dikenal dengan PHD, sejak tahun 2007.
Baca juga: Cara menurunkan risiko virus corona saat makan di luar: Saran restoran dari pakar penyakit menular
Konsep grab-and-go sudah tertanam dalam model bisnis Let’s Go Chicken, sebuah restoran ayam goreng, namun penjualan di lebih dari 200 gerainya masih mengalami penurunan selama pandemi.
Wika Saputra, pendiri dan CEO PT Inspirasi Kuliner Indonesia, sebuah perusahaan yang menaungi merek tersebut, mengatakan pendapatan toko-tokonya menurun sekitar 30 persen pada bulan Maret sebelum turun lebih jauh lagi selama bulan Ramadhan sebagai akibat dari menurunnya daya beli pelanggan.
“Kami mendorong layanan pengiriman kami. Kami mengembangkan layanan pengiriman mandiri di mana pelanggan dapat melakukan pemesanan melalui layanan WhatsApp kami,” kata Wika, menjelaskan bahwa merek tersebut kini menawarkan ayam berbumbu beku siap saji yang pelanggan hanya perlu memanaskannya kembali.
Belanja konsumen, yang menyumbang hampir 60 persen PDB Indonesia, diperkirakan akan mengalami kontraksi tahun ini ke level terendah dalam beberapa dekade, prediksi para ekonom. Kepercayaan konsumen merosot ke level terendah dalam 12 tahun, menurut survei indeks kepercayaan konsumen Bank Indonesia pada bulan April.