Viral Soal Rendang Padang Babiambo, Chef Rinrin Marinka Beri Arahan Dalam Kreasi Kuliner
JAKARTA – Dunia kuliner sejatinya merupakan dunia kreasi yang nyaris tak ada habisnya. Apa saja bisa dimasak oleh chef atau dimasak sesuai kreasi yang diinginkan. Namun sebelum membagikan hasil karyanya, ada rambu-rambu yang harus dipatuhi, kata Chef Rinrin Marinka. Tujuannya, untuk mencegah kegaduhan seperti rendang padang kreasi restoran Babiambo yang menyedot perhatian media dan publik.
Menurut chef yang pernah belajar Art & Design di KVB Institute College Certificate IV Sydney, Australia namun serius menggeluti dunia kuliner setelah lulus dari Grand Diploma of French Cuisine & Patisserie Le Cordon Bleu Sydney, Australia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. dipertimbangkan sebelum suatu ciptaan disebarluaskan kepada masyarakat. .
Seorang chef atau juga pengusaha kuliner, kata Rinrin, harus mempertimbangkan di mana produknya didistribusikan, untuk kelompok mana makanan tersebut disajikan. Hal ini penting agar tidak terjadi kehebohan atau penolakan. “Masalahnya kalau di ruang publik, apalagi di masyarakat yang heterogen, tidak bisa dikontrol. Kita tidak bisa mengontrol apa yang dikatakan dan dipikirkan orang,” ujarnya.
Oleh karena itu, pertimbangan selanjutnya adalah mempertimbangkan posisi. Pertimbangkan untuk memilikinya jika Anda berada di pihak publik atau netizen. “Yang bisa kita lakukan adalah mengubah diri kita sendiri dan apa yang kita lakukan serta menempatkan diri kita di berbagai sudut, misalnya pada posisi pemilik atau netizen,” ujarnya.
Terkait restoran Babiambo, mereka sudah jujur dengan mengumumkan bahwa masakan yang mereka buat tidak halal. Namun faktor lain juga harus dipertimbangkan. “Sebenarnya sudah ada warning kalau non-halal seharusnya tidak ada masalah. Tapi sekali lagi, karena Indonesia punya hubungan erat antara adat istiadat dan pangan yang saling berhubungan, maka semua itu harus dipikirkan matang-matang sebelum memulai, serta menyadari risiko dan konsekuensinya,” ujar juri acara Master Chef Indonesia.
saya minta maaf
Permasalahan Babiambo, menurut Sergio, sang pemilik restoran, seperti dilansir VOI, dimulai pada tahun 2020. Pandemi tersebut membuatnya berusaha menyasar ceruk pasar kuliner dan menjualnya secara online. Namun upaya tersebut tidak bertahan lama. “Tapi hanya bertahan sekitar 3 bulan, kurang lebih seingat saya akhirnya tutup. Saat itu menunya seperti masakan Padang tapi berbahan dasar daging babi,” kata pria berambut hitam yang menjual makanannya secara online itu.
Setelah situasi pandemi COVID-19 mereda di Jakarta, ia kembali menggerakan bisnis restoran Padang dengan menonjolkan sajian rendang yang berbahan dasar daging babi. Menurutnya, tidak ada niat dirinya menyudutkan etnis tertentu dengan kreasi kulinernya. Semuanya murni dalam konteks bisnis.
Oleh karena itu, ia meminta maaf jika ada pihak yang merasa kecewa dan tersinggung serta membuat heboh di media sosial. “Saya pribadi mewakili brand sebelumnya bernama Babiambo yang telah beroperasi selama beberapa bulan, saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya bagi teman atau saudara saya yang mungkin merasa tersinggung,” ujarnya.
Seperti yang dikatakan Chef Rinrin Marinka, berkreasi di dunia kuliner boleh saja, namun harus memikirkan dampaknya dan kepada penonton produk kuliner apa yang akan disajikan. Agar tidak terjadi kehebohan seperti yang terjadi pada rendang Padang dari restoran Babiambo.
Versi bahasa Inggris, Cina, Jepang, Arab, dan Prancis dibuat secara otomatis oleh AI. Jadi mungkin masih ada ketidakakuratan dalam penerjemahan, harap selalu menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama kami. (sistem didukung oleh DigitalSiber.id)