Jakarta –
Chinatown yang terletak di Jakarta Barat atau dikenal juga dengan Pecinan Glodok menjadi destinasi pilihan traveler yang pelesiran di Jakarta. Komplet dengan kuliner.
Di kawasan ini terdapat beragam pedagang dengan beragam jualan, mulai dari furnitur, obat-obatan, buah, sayuran, hingga makanan. detikTravel berkesempatan untuk mengunjungi daerah ini, selagi panas terik menyengat ubun-ubun, para pedagang seperti tak kenal lelah menawarkan dagangan mereka.
Zaman dahulu kawasan ini memang merupakan pemukiman warga warga Tionghoa dan saat Belanda hadir di Bumi Pertiwi ini, Glodok menjadi kawasan isolasi bagi mereka dengan alasan keamanan. Dan kawasan ini menjadi salah satu pecinan tertua yang ada di Indonesia, sedari dulu memang kawasan Pancoran-Glodok telah menjadi pusat perekonomian karena orang-orang Tionghoa yang pintar dalam berbisnis.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN ISI
Semakin kesini kawasan Glodok semakin mengalami perubahan, dinamis menyesuaikan kebijakan atau bahkan harus sesuai dengan kebijakan. Namun di luar hal itu, pamor Pecinan Glodok masih terus mengalir seperti sedia kala.
Untuk bisa menikmati kawasan ini dan kamu membawa kendaraan bermotor, terdapat beberapa kantong parkir yang tersedia seperti di belakang Gedung Petak Enam sampai parkir-parkir pinggir jalan. Tak usah bingung ke mana tujuan pertama yang harus datangi di kawasan ini, eksplor saja karena akan mendapatkan sesuatu yang bisa dinikmati.
Bangunan-bangunan tua dengan desain tempo dulu juga menghiasi kawasan ini seperti Pancoran Chinatown Point, Gang Gloria, Kawasan Pancoran-Glodok hingga Petak Enam. Di area gang-gang Chinatown ini bak harta karun yang patut untuk ditelusuri. Deretan pedagang menata dagangannya dengan rapi dan tak henti-hentinya menawarkan kepada setiap pejalan yang mampir ke area ini
Keramaian kawasan ini tak ada matinya, hilir-mudik para pengunjung yang ingin mencari sesuatu di kawasan ini. Tapi ternyata, keramaian ini masih kalah jauh dalam beberapa puluh tahun ke belakang seperti yang disebut oleh Ketua RT 01 RW 06 Kecamatan Taman Sari, Kelurahan Pinangsia, Bambang.
Petak Enam, Glodok, Jakbar Foto: Muhammad Lugas Pribady/detikcom
|
“Kalau dulu sih memang lebih rame dulu dari sekarang. Lebih bebas waktu zaman masih angkutan umum becak zaman Gubernur Ali Sadikin dulu,” terangnya sambil menyeruput kopi kepada detikTravel, Sabtu, (18/5/2024).
“Karena Pancoran-Glodok ini dunia sih ya banyak kaya obat-obatan dan elektronik,” lanjut pusatnya.
Menyambung percakapan dengan Bambang, Heri salah satu petugas keamanan kawasan ini mengatakan sebelumnya pasar buah area ini tak mengenal waktu alias buka selama 24 jam .
“Dulu di sini 24 jam ya pak pasar buahnya. Mau buah apa yang nggak ada di tempat lain di (pasar) Pancoran pasti ada walupun buah kan musiman cuma tetap aja kalo di Pancoran mah ada aja ada mau srikaya, mau delima pasti ada,” sambutnya.
Destinasi Wisata Kuliner di Pecinan Glodok
Petak Enam, Glodok, Jakbar (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)
|
Buah-buahan
Toko demi toko telah dilalui hingga akhirnya menemukan pedagang buah-buahan yang dengan ramahnya menawarkan buah dagangannya. Tampak asing buah tersebut, ternyata itu adalah buah genit atau buah kesemek. Jarang ditemui di pasar-pasar lainnya, pedagang tersebut juga menawarkan buah kesemek itu dengan harga per kilo mencapai Rp 30 ribu.
Saat dicicipi memang rasanya manis dengan tekstur yang renyah dan sedikit rasa tepung. Pedagang tersebut berkata jika ingin rasanya lebih manis, diamkan terlebih dahulu dan tunggu beberapa hari hingga buah itu terasa lembek. Rasa manis yang dihadirkan akan lebih kuat dan rasa tepungnya akan mereda.
Soto Tangkar
Berada di Gang Kalimati, soto tangkar ini jadi primadona para pengunjung pasar, tanpa kecuali. Memang rasanya yang nikmat dan gurih membuat semua orang rela mengantre untuk menikmati semangkuk soto tangkar plus nasi hanya dengan Rp 25 ribu saja. Mukhlis sang penjual soto tangkar itu menyebut telah ikut berdagang sejak 2006 bersama bapaknya.
Kini ia melanjutkan kenikmatan tersebut di Kawasan Chinatown. Sedari dulu lapak soto tangkar milihnya tak pernah pindah, meski hanya dengan tempat seadanya yang hanya cukup untuk empat sampai lima orang tapi bangku tersebut seolah tak pernah kosong.
“Ikut sama bapak udah dari tahun 2006 di sini, nggak pernah pindah-pindah. Dan ramenya terus kaya begini, tambah rame lagi kalau menjelang Imlek dan pas Imlek,” kata dia.
Hidangan Halal-Non Halal Lainnya
Tentunya kawasan pecinan pasti lekat dengan olahan non halal seperti daging babi, banyak penjual yang menjajakan oleh tersebut seperti salah satunya adalah bakut, adapun capcay, seafood, dan bakso. Tak perlu risau untuk kamu yang beragama muslim karena banyak juga makanan-makanan lainnya yang halal seperti nasi ulam, nasi uduk, ketan bakar, dan masih banyak lagi.
Kawasan Pecinan Glodok ini disebut juga oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sebagai desa Storynomic Tourism karena mampu memadukan berbagai budaya Tionghoa, Sunda, Betawi, dan Jawa. Ia juga menyebut potensi besar berada di kawasan Pecinan Glodok itu.
“Saya melihat Desa Wisata Pecinan Glodok ini memiliki potensi sebagai daya tarik wisata budaya dan sejarah. Tadi kita sudah melihat berbagai pertunjukan tarian dari Betawi, wushu, dan lainnya. Desa ini memiliki storynomics yaitu cerita yang mampu menarik wisatawan,” ujarnya.
Simak Video”Kendaraan Menuju Taman Margasatwa Ragunan Mengular Siang Ini“
[Gambas:Video 20detik]
(wanita/wanita)